Empat Tokoh Masyarakat Terpengaruh di Desa Barada Nyatakan Dukungan Penuh untuk Pasangan SBS-HMS

SUARAMALAKA.COM | Empat tokoh berpengaruh di Desa Barada, Kecamatan Malaka Tengah, secara resmi menyatakan bahwa mereka mendukung pasangan calon Stefnus Bria Seran dan Henri Melki Simu dalam pilkada Malaka 2024 mendatang.

Hal ini diungkapkan empat tokoh tersebut saat menerima kunjungan keluarga calon wakil bupati Henri Melki Simu di Dusun Basdebu, Desa Barada, Kamis, (19/9/2024).

Melalui tagline SBS-HMS, pasangan ini berkomitmen untuk memberikan visi dan program yang relevan dalam menghadapi tantangan yang dihadapi masyarakat. Berikut rincian pandangan para tokoh masyarakat terkait dukungan ini.

Desa Barada memiliki berbagai tokoh masyarakat yang berpengaruh, termasuk Blasius Bau, Fidelis Bria, Fransiskus Seran, dan Anderias Manek. Masing-masing tokoh ini memiliki latar belakang dan pengalaman yang berbeda, tetapi mereka memiliki kesamaan dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.

Keyakinan tokoh masyarakat terhadap kapasitas pasangan SBS-HMS sangat kuat. Blasius Bau mengungkapkan bahwa pasangan ini merupakan kombinasi yang ideal antara birokrat tulen dan legislatif.

Ia menggambarkan pasangan ini sebagai sosok yang memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini. Dengan pemahaman yang mendalam mengenai sistem pemerintahan, pasangan ini diyakini dapat membawa perubahan yang nyata dan terukur.

“Pasangan SBS-HMS merupakan perpaduan yang ideal antara birokrat dan legislatif. Saya percaya visi serta program yang mereka usung mampu membawa perubahan bagi masyarakat Malaka. Puji Tuhan, kami akan berjuang bersama untuk memenangkan pasangan ini,” ujarnya.

Menurut Blasius Bau, keberhasilan SBS-HMS dalam pilkada sangat bergantung pada kemampuan mereka untuk berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Fidelis Bria, yang juga seorang tokoh adat, menunjukkan kegembiraannya atas kombinasi kekuatan yang dimiliki oleh SBS-HMS. Ia menekankan komitmen dan konsistensi bapa dokter Stef, yang dikenal selalu memenuhi janjinya.

“Kami percaya bahwa bapa dokter stef orang yang konsisten dengan omongannya. Apa yang dia bicarakan pasti dia buat. Tidak seperti orang lain yang datang hanya janji tapi hasilnya nol. Belum lagi bapa HMS, Orangnya sangat gigih kalau bicara hak-hak masyarakat. Jadi dua sosok ini sangat kami rindukan untuk pimpin Malaka,” pungkasnya.

Sementara Fransiskus Seran menyampaikan kritik yang tajam terhadap kepemimpinan saat ini. Ia merasakan bahwa banyak janji yang diucapkan hanyalah kata-kata tanpa tindakan konkret.

Fransiskus menyoroti kondisi kesejahteraan masyarakat yang tidak kunjung membaik, meskipun banyak program yang dijanjikan

“Bicara kesejahteraan hanyalah omongan kosong. Nyatanya saat ini sangat susah mencari makanan. Kebun-kebun kami banyak yang tidak diolah karena tidak ada traktor yang datang balik. Katanya semua traktor rusak,” ungkapnya.

“Kalau traktor-traktor itu rusak bisa diperbaiki kan? Tugas pemerintah apa kalau tidak mau perbaiki traktor yang rusak? Pemimpin tidak boleh mengabaikan kebutuhan masyarakat,” tambahnya

Tak ketinggalan Anderias Manek. Dalam pandangannya, ia menyoroti perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan masyarakat di Desa Barada sangat minim. Contoh konkret yang diungkapkannya adalah tentang program pengobatan gratis yang saat ini justru menyusahkan masyarakat.

Ia menceritakan pengalamannya terkait kesulitan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan, yang jauh berbeda saat pemerintahan SBS dahulu.

“Pelayanan kesehatan tidak seperti dahulu di zamannya bapa dokter Stef. Dokter tidak ada, obat tidak ada. Kita pergi rumah sakit ujung-ujungnya pasien rujuk ke atambua,” ungkapnya. Pengalaman-pengalaman inilah yang mendorong dukungan kuat terhadap SBS-HMS, dengan harapan untuk memperbaiki keadaan.

Dukungan tokoh-tokoh masyarakat Desa Barada untuk pasangan calon SBS-HMS menunjukkan harapan yang besar untuk masa depan Malaka. Dukungan mereka bukan sekadar untuk mengisi suara dalam pemilihan, tetapi merupakan harapan untuk melihat perubahan nyata demi kesejahteraan bersama. *(Ferdy Bria)