Daerah  

NTT Tingkat Stunting Tertinggi, Begini Kata Kaper Plt. BKKBM NTT

SuaraMalaka.com – Pada hari Sabtu tanggal 3 Februari 2024, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena Gelar promosi dan KIE program percepatan penurunan stunting di Wilayah khusus kegiatan dibuka langsung oleh Emanuel Melkiades Laka Lena dalam via zoom daring
di Aula dekenat Betun, desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

Kegiatan percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan di Kabupaten/kota oleh Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Elsa Polingtura, M.Kes promosi dan KIE program percepatan penurunan stunting kerja sama dengan mitra kerja khususnya, mitra kerja di komisi IX DPR RI. Kaper Plt. dr. Elsa Pongtiluran, M.Kes mengatakan Program penurunan stunting sudah berjalan seminggu terakhir sebelum pada tanggal 10 februari dengan mengikuti arahan Bawaslu.

“Untuk provinsi NTT 2 mitra kerja, dan itu sudah berjalan seminggu terakhir ini, dan akan terus berjalan sampai 10 februari sambil mengikuti arahan Bawaslu” Jelas Elsa Pongtiluran dalam keterangan persnya di Aula dekenat.

Program percepatan penurunan stunting ini sebenarnya tujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya yang ada di Kabupaten/kota yang di provinsi NTT tentang pentingnya pencegahan stunting.

Ada upaya pencegahan di provinsi NTT akan terus berjalan. Pencegahan stunting dan upaya dalam percepatan usaha yang ada di provinsi NTT.

“Karena kita tahu bahwa angka stunting di NTT tertinggi. Nah, harapan kami nanti berdasarkan survei dari SKI atau SSGI dalam waktu dekat akan keluar. Jadi harapannya semoga itu mengalami penurunan dan kalau provinsi menggunakan IPPGM dan itu dari prevalensinya juga dari tahun ke tahun juga mengalami penurunan. Harapannya terus mengalami penurunan Sehingga kita bisa mencapai target yang sesuai atau yang sudah disepakati bersama” ungkap Plt. Kaper.

Elsa juga menyampaikan Untuk provinsi NTT untuk angka prevalensi stunting menurut SKI waktu itu belum available tidak menggunakan angka tersebut. Angka stunting yang kita gunakan IPGM sudah mencapai sekitar 15,2% dan sebelumnya itu 17% jadi mengalami penurunan.

Elsa berharap Dalam penurunan stunting harus melibatkan seluruh komponen Sehingga bisa mencapai target nasional karena sebenarnya kerja percepatan stunting atau program stunting tidak berjalan hanya beberapa pihak saja, akan tetapi harus semua stackholder harus pro aktif dalam pencegahan.

Tambahny, keberpihakan pencegahan antara lain lapisan pemerintah pusat, pemerintah daerah, bahkan masyarakat dan lain-lainnya itu harus terlibat.

“Sebenarnya BKKBN itu sudah banyak melakukan kegiatan misalnya di kampung KB yang ada di provinsi NTT, sekitar ribuan berdasarkan data dari BPKBN. Di dalam kampung KB juga ada namanya dapur sehat atasi stunting” bebernya

“Jadi itu dalam bentuk edukasi yang diberikan kepada masyarakat yang ada di kampung KB, bagaimana mengolah bahan-bahan makanan yang ada di sekitarnya”

Dengan tujuan Masyarakat tahu megolah makanana lebih menarik untuk anak atau keluarga menjadi sasaran resiko stunting itu bisa mengkonsumsi.

Selain itu, lebih enak saat di konsumsinya, ada nafsu makan. Makanannya asal diolah maka gizinya juga bisa bilang tidak mengundang selera makan pada dan juga tekstur, rasa makanan tersebut juga jadi kurang apa meningkatkan nafsu makan.***