Oleh :
Yoseph Kupertini Neri Molo, SH
MALAKA | SUARAMALAKA.COM||Dokter Stefanus Bria Seran, M.PH atau kerab disapa SBS sebagai Bupati Perdana Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada periode 2016-2021.
Saat itu menghadapi persoalan masyarakat dan kendala yang begitu besar. Usia Malaka saat itu baru tiga tahun sejak mekar dari Kabupaten Belu pada tahun 2013.
Kabupaten Malaka kala itu memiliki anggaran defisit (APBD) pada tahun 2015 dengan alokasi DAU/DAK yang sangat terbatas. Dua tahun sebelumnya, hanya dapat dana hibah dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur, (NTT) dan Kabupaten Induk (Belu).
Dengan anggaran yang sangat terbatas, SBS sesuai dengan visinya saat itu yaitu meletakan fondasi yang kokoh, harus berani mengambil keputusan tentang apa yang harus didahulukan, Apa yang harus ditunda dulu.
Saat itu infrastruktur jalan/jembatan jadi persoalan utama. Pemkab harus bangun isolasi antar wilayah dengan membangun jalan dan jembatan/deker.
Disamping untuk memudahkan akses masyarakat, tetapi juga untuk mendukung aktifitas ekonomi masyarakat. Gedung pemerintah saat itu bukan tidak penting tetapi belum urgen, sehingga layak ditunda walaupun perencanaan dasar sudah dirintis sejak zaman SBS.
Persoalan lain adalah Malaka dikenal sebagai kawasan langganan banjir bandang, maka Bangun Tanggul menjadi solusi atau jawaban yang harus didahulukan.
Kabupaten Malaka dalam masa jabatan SBS bebas dari bencana banjir. Persoalan air minum pada hampir semua titik diwilayah Malaka, dilakukan dalam jangka pendek dengan pengadaan mobil tangki disetiap kecamatan untuk mobilisasi/droping air minum kepada masyarakat yang membutuhkan.
Dalam bidang kesehatan SBS mengadakan mobil ambulance disetiap puskesmas paling kurang tiga unit untuk membantu pelayanan kesehatan tingkat dasar. Pengadaan dan penempatan Dokter di setiap puskesmas juga RSUD atau RSPP menjadi prioritas. Pelayanan kesehatan digratiskan saat itu dan mendapat akreditasi paripurna (bintang lima) serta menjadi Kabupaten contoh dalam hal pelayanan kesehatan. Kabupaten lain belajar kembali di Kabupaten Malaka yang relatif lebih belia usianya.
Dalam bidang pendidikan, SBS menyekolahkan ASN Malaka untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya. Serta bantuan biaya pendidikan untuk masyarakat. Kesejahteraan ASN benar-benar diperhatikan dengan harapan pelayanan kepada masyarakat akan meningkat.
SBS juga membangun komunikasi dan dukungan kepada semua tokoh agama dengan memberi hibah uang dan kendaraan kepada gereja dan masjid. Karena membangun Malaka tidak saja aspek lahiriah tapi juga rohaniah.
Dalam aspek penyelenggaran pemerintahan, Pemkab Malaka disegani dan berwibawa.
Dalam pengelolaan keuangan Kabupaten Malaka sebagai
Daerah otonom baru berhasil meraih opini WTP perdana yang karena dasarnya telah kuat diletakan maka bertahan sampai saat ini.
Revolusi Pertanian Malaka menjadi program unggulan saat itu menjadi fokus SBS. Banyak hasil yang dicapai dan masyarakat benar merasakan hasilnya, dan masih banyak kemajuan yang dicapai SBS.
Hanya orang yang tulus dan jujur hatinya yang berani mengakui prestasi dan hasil yang diraih seorang SBS. Dan Hanya orang yang sedang menabur iri dan benci yang tidak mengakui semua hasil diraih SBS Tetapi, satu yang pasti bahwa Tuhan dan Leluhur Rai Malaka mengetahui SBS pernah berbuat BAIK untuk Kabupaten Malaka.
Sebagai manusia SBS juga punya kekurangan yang disadari. SBS sangat sadar dan paham soal itu. Ingat, Malaka adalah Kabupaten baru yang butuh pemimpin visioner dan berani melakukan gebrakan.
Memilih pemimpin dengan prinsip COBA-COBA sama dengan merancang kemunduran untuk Kabupaten Malaka. SBS masih tetap di hati masyarakat banyak.