BATUN-SUARAMALAKA.COM | Proyek pengerjaan Septic Tank sakala individual perkotaan di Desa Oekmurak, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur, belum selesai dikerjakan.
Tangki Septic Tank tersebut masih berserakan di wilayah Desa Oekmurak. Bahkan terdapat pula yang sudah dijadikan sebagai tempat sampah oleh Keluarga Penerima Manfaat dan disimpan begitu saja.
Sementara berdasarkan siaran pers yang dikeluarkan Pemda Malaka yang ditandatangani Sekda Malaka Ferdinand Un Muti melalui Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Malaka Pengerjaan proyek Septic Tank skala individual perkotaan di Desa Oekmurak menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2021 realisasi fisik dan keuangan 100 persen dan sudah dilakukan Profesional Hand Over (PHO) pada 16 November 2022.
Dimana pengerjaan proyek Septic Tank skala individual perkotaan di Desa Oekmurak dikerjakan oleh CV Joan Abadi dengan nilai kontrak sebesar Rp. 615.032.107 untuk 88 unit dengan nilai per unit Rp. 6.353.637,47.
Namun pantauan media ini, Selasa 9 April 2024 di Desa Oekmurak, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur masih terdapat pekerjaan Septic Tank yang belum selesai dikerjakan.
Ada yang tangki Septic Tank belum dipasang, ada pula yang hanya digali. Mirisnya lagi tangki Septic Tank dibiarkan berserakan di sekitar jalan Desa sebagai bahan tontonan masyarakat sekitar.
Mungkin tangki Septic Tank adalah baru bagi masyarakat Oe Kmurak sehingga dibiarkan begitu saja untuk dilihat terlebih dahulu sebelum dikerjakan.
Munkin juga akses dari pusat Ibu Kota Kabupaten Malaka begitu jauh sehingga dibiarkan begitu pun tidak ada yang akan melihatnya. Sederhananya dua pertanyaan ini yang muncul saat dilakukan pemantauan di Desa Oekmurak.
Damianus Nahak salah satu warga yang ditemui media ini mengaku tangki Septic di wilayah Desa Oekmurak sudah diturunkan sejak tahun 2021.
“Tangki ini dong sudah lama kasi turun. Dari tahun 2021 waktu itu mereka kasi turun disini. Tapi sampai sekarang masih ada yang belum selesai dikerjakan,”ucap Damianus.
Ketika ditanya terkait proses pengerjaan Damianus mengaku dari kontraktor pernah mengatakan kalau pekerjaan tersebut ada uang jasa.
“Waktu itu kontraktor bilang kalau ada uang jasa bagi yang kerja sendiri. Tapi sampai sekarang uang itu kami tidak pernah lihat. Uang itu mereka (Kontraktor,Red) bilang per unit 1 juta. Tapi kami tidak terima uang itu,”ungkap Damianus.
Damianus pun menjelaskan kalau proyek pengerjaan Septic Tank skala individual perkotaan di Desa Oekmurak sampai saat ini belum selesai dikerjakan.
“Pekerjaan belum selesai. Lihat saja masih ada tangki yang simpan di rumah-rumah warga. Disekitar jalan itu karena belum kerja. Ada yang hanya bangun rumah tapi tidak pasang tangki. Ada yang habis bangun rumah dibiarkan saja begitu,”tandas Damianus.
Kata Damianus lagi sebenarnya proyek Septic Tank tidak cocok dibangun di Desa Oekmurak lebih cocok di perkotaan.
“Saya pikir tidak cocok buat Septic Tank di Oekmurak sini. Kalau nantinya sudah penuh siapa yang mau datang sedot kasi keluar. Atau mau biarkan begitu saja di dalam tangki kan tidak mungkin itu. Jadi sebenarnya lebih cocok di wilayah kota saja biar mudah dikontrol. Kalau kami disini lebih cocok WC biasa saja lebih pas daripada Septic Tank,”ungkapnya.
Hal yang sama disampaikan Margaretha Seuk wanita paruh baya di Desa Oekmurak yang juga turut mengeluh lantaran tangki Septic miliknya yang belum selesai dikerjakan.
“Saya punya juga sama belum selesai dikerjakan. Selama ini mereka tidak pernah datang. Baru datang kembali sebelum Paskah. Mereka datang cor habis closed mereka bilang kalau mau pasang tangki itu saya harus bayar 1 juta jadi saya suruh mereka pulang. Saya tidak ada uang 1 juta untuk bayar mereka,”ungkap Margaretha.
Margaretha yang juga seorang janda itu mengaku kalau dirinya tidak memberikan uang 1 juta kepada tukang maka tangki Septic Tank tidak bisa dipasang.
“Saya kalau mau bayar begini saya punya tidak pasang juga tidak apa-apa. Saya Bapa su meninggal saya mau ambil uang 1 juta ini dimana. Saya punya closed mereka baru cor sebelum Paskah. Lubang su gali lama tapi sebelum Paskah mereka datang minta uang 1 juta itu jadi saya punya belum pasang karena uang tidak ada,”ungkapnya lagi.
Sementara itu Agnes Hoar pun mengaku demikian kalau dari pihak kontraktor pernah mengatakan kalau ada uang jasa bagi mereka yang sendiri mengerjakan.
“Kami juga mereka janji begitu tapi uang itu tidak kasi sampai sekarang. Tapi kami tidak minta juga mereka mau kasi silahkan tidak kasi juga mau bagaimana sudah,”jelas Agnes Hoar.
Lanjut Agnes bahwa selama ini tukang tidak pernah datang lagi untuk bekerja menghabiskan proyek yang belum selesai dikerjakan. “Mereka baru datang lagi. Selama ini tidak pernah datang,”kata Agnes.
Informasi yang berhasil dihimpun media ini masih sekitar belasan rumah di Desa Oekmurak yang belum selesai dikerjakan oleh CV Joan Abadi. *(Molman/suaramaka.com).