SUARAMALAKA.COM | Ketika Pemilukada semakin dekat, suasana politik di Kabupaten Malaka semakin panas! Banyak yang memperdebatkan arah dukungan para tokoh yang sebelumnya setia kepada Simon Nahak. Kini, mereka sepertinya telah menemukan cinta baru di pelukan pasangan calon Stefanus Bria Seran dan Henri Melki Simu, yang lebih dikenal dengan nama keren SBS-HMS. Apa yang terjadi di balik pergeseran dukungan yang cukup dramatis ini? Mungkin kita perlu menyelami lebih dalam apa yang terjadi di balik itu semua.
Peralihan dukungan ini seperti sebuah revolusi pendukung, dengan tokoh-tokoh yang dulunya sangat loyal kepada Simon Nahak kini berpindah hati. Bayangkan saja, Eduardus Klau, yang dahulu berjuang untuk SN-KT, kini malah aktif mendukung SBS-HMS.
Siapa saja pentolan yang beralih ke SBS-HMS? Sebut saja Eduardus Klau yang sebelumnya merupakan Ketua Tim Keluarga SN-KT, Yulius Klau atau lebih dikenal Nai Alan, mantan tim kampanye SN-KT, Andreas Seran, ketua SATSUS SN-KT yang kini berdiri di belakang SBS-HMS, Paulus Seran Bouk dan Yonatas Nahak, tokoh kuat yang akhirnya beralih dukungan kepada SBS-HMS, dan tak ketinggalan, Marselinus Berekmans Berek, yang juga berpindah dukungan.
Menurut pengakuan dari pentolan-pentolan kuat SN-KT kala itu, pergeseran dukungan ini muncul dari rasa pengkhianatan janji yang mereka alami. Rasa kecewa ini berakar dari perjuangan yang dulu mereka perjuangkan tampaknya sia-sia saat melihat janji-janji indah Simon Nahak tak terealisasi.
Mereka merasa telah ditipu, dan janji-janji menawan itu tampak bagaikan bola plastik yang penuh angin! indah namun mudah pecah. Kebangkitan dukungan untuk SBS-HMS adalah sebuah pernyataan bahwa mereka tidak ingin dibohongi lagi.
Sebagian pendukung lama Simon Nahak berkata bahwa komitmen yang disampaikan selama kampanye 2020 lalu hanyalah “isapan jempol.” Seperti buah yang diharapkan ranum, nyatanya tidak ada yang mereka dapatkan. Mereka pun bersepakat bahwa saatnya beranjak dan mengalihkan dukungan kepada pasangan yang lebih konsisten, yaitu SBS-HMS. Dalam pandangan mereka, tidak ada gunanya mendukung sosok yang hanya menjanjikan angin surga tanpa realisasi yang nyata.
Mereka sangat menantikan janji-janji yang kala itu dilontarkan oleh Simon Nahak. Namun, janji untuk balik tanah gratis dan layanan kesehatan gratis, tidak kunjung terwujud. Ini semua semakin memperkuat rasa ketidakpuasan di antara para pendukung.
Pada masa kepemimpinan SBS periode 2016-2021, Malaka dikenal sebagai kebun raksasa! Rakyat menghabiskan waktu di ladang dengan senyum di wajah mereka dan hasil panen yang melimpah ruah. Dari padi, jagung hingga pisang, semuanya tumbuh subur. Inilah yang mendefinisikan kepemimpinan yang berhasil ketika rakyat menikmati buah dari kerja keras mereka dan tersenyum lebar setiap kali panen.
Selama dua kali Pilkada, rakyat Malaka sudah cukup pintar untuk membandingkan pemimpin. Ada figur lain yang hanya bisa manis di mulut, tapi hasilnya? Rakyat benar-benar paham siapa yang mampu bekerja keras dan siapa yang berjanji tanpa aksi. Dalam kepemimpinan SBS, mereka merasakan langsung dampak positifnya, sedangkan figur lain lebih mirip dengan ilusi yang menghilang saat hari pemungutan suara.
Salah satu gebrakan SBS adalah program pacul tanah gratis. Mereka bisa menanam padi, jagung dan sayuran lain tanpa harus memikirkan biaya lahan. Ini bukan hanya membuat mereka bahagia tetapi juga memastikan pasokan makanan tetap berlimpah!
Selama masa kepemimpinan SBS, rakyat Malaka menikmati berbagai program yang meningkatkan kualitas hidup mereka. Terutama, program pacul tanah gratis yang sukses membawa banyak perubahan bagi masyarakat.
Yonatas Nahak, tokoh adat Desa Laleten menyatakan bahwa saat itu rakyat Malaka tidak hanya bertani tetapi juga merasakan kebahagiaan melalui hasil panen yang melimpah.
“Selama 2016-2020 rakyat Malaka sangat menikmati program pertanian karena hampir seluruh rakyat memiliki kebun karena program pacul tanah gratis yang diusung SBS. Selama lima tahun rakyat berkelimpahan makanan baik jagung, padi, ubi kayu, kacang ijo dan pisang. Semua rakyat senang dan senyum pada saat pemerintahan SBS saat itu,” ujarnya.
Yonatas menambahkan, masyarakat Malaka merasakan hasil pertanian yang sangat beragam berkat dukungan program yang diwujudkan oleh SBS. Masyarakat sukses menanam jagung, padi, ubi kayu, kacang hijau, dan pisang, berkat program pacul tanah gratis. Hampir seluruh keluarga memiliki kebun sendiri, yang secara langsung berkontribusi pada ketersediaan makanan di kalangan masyarakat.
Dengan SBS-HMS, masyarakat Malaka kini memiliki harapan baru. Setelah merasakan getirnya janji kosong, mereka akhirnya bisa melihat sinar terang. **(Ferdy Bria)